Kebutuhan akan media sosial bagi remaja ibarat seperti candu yang setiap hari tidak bisa lepas dari handphone.
Oleh | Dr. Elinda Rizkasari, S.Pd., M.Pd
MEDIA sosial pada tahun 2025 saat ini bagi anak muda bukan hanya sebagai kebutuhan sekunder saja, tetapi kebutuhan media sosial saat ini sudah menjadi kebutuhan primer.
Terutama bagi warga negara Indonesia yang hampir memiliki 300 juta penduduk mayoritas anak muda sudah menggunakan media sosial. Data dari Sentiment.io (2024) melaporkan bahwa 93% remaja secara aktif menggunakan media sosial setiap hari pada tahun 2024 dinegara Indonesia.
Dan sebagian mayoritas yang lebih dominan menggunakan media sosial adalah remaja Putri. Data ini diperkuat dari Pew Research Center (2024) yang melaporkan bahwa remaja putri lebih cenderung menggunakan Instagram, BeReal, TikTok, Snapchat, dan Facebook.
Kebutuhan akan media sosial bagi remaja ibarat seperti candu yang setiap hari tidak bisa lepas dari handphone. Tidak hanya pada waktu saat makan saja, tetapi ketika di Toilet pun mayoritas remaja masih menggunakan Gadget untuk melihat media sosial.
Menurut data penelitian, sebanyak 65% remaja menggunakan ponsel mereka di toilet untuk berbagai tujuan. Ini termasuk menonton video, film, atau televisi, menyimak berita, bermain game, menyelesaikan tugas, menelepon atau mengirim pesan kepada teman, dan mengakses media sosial.
Yang paling mengkwatirkan adalah bahwa negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menduduki peringat atas dalam penggunaan Gadget di Toilet.
Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa hampir 80% orang Spanyol menggunakan internet saat berada di toilet; ini juga terjadi di Polandia (73%), Amerika Serikat (71%), Lithuania (67%), Kanada (66%), dan Belanda dan Perancis masing-masing 64%. Selanjutnya, persentase orang Australia yang membawa ponsel mereka ke toilet adalah 62%, Inggris 59%, dan Jerman 55%.
Perlu diketahui juga bahwa dampak negative penggunaan Gadget di Toilet tidak hanya membuat seseorang kecanduan tetapi juga berdampak pada Kesehatan pada seseorang.
Gangguan kesehatan akibat penggunaan gadget di toilet antara lain gangguan pencernaan, psikologis, kelelahan pada otak, masalah pada kulit dan masalah sirkulasi darah.
Dari berbagai platform media sosial, media TikTok merupakan salah satu media yang banyak diakses oleh para remaja tidak hanya lelaki tetapi juga Perempuan.
Bahkan menurut Exploding Topics update 25 Maret 2025 menunjukkan data keduanya hampir seimbang penggunaan aplikasi TikTok pada remaja laki – laki sebesar 54,8% dan pengguna Remaja Perempuan sebesar 45,2%.
Dan yang paling mengkwatirkan adalah negara Indonesia menduduki peringkat pertama dalam penggunaan Aplikasi TikTok dengan pengguna 108 juta kemudian disusul Brasil memiliki 91,7 juta pengguna TikTok aktif. Meksiko memiliki 85,4 juta pengguna TikTok aktif. Pakistan memiliki 66,9 juta pengguna TikTok aktif.
Tentunya hal ini bukanlah prestasi yang luar biasa bagi negara Indonesia, karena ternyata dari berbagai Penelitian yang sudah dilakukan ternyata aplikasi TikTok merupakan salah satu aplikasi yang berdampak negative bagi Remaja.
Dari penelitian tahun 2024 menunjukkan 10 dampak negative penggunaan aplikasi TikTok secara berlebihan bagi Remaja yaitu : Kecanduan Gadget, Mudah stress depresi, membuat gaya hidup tidak sehat, pemborosan waktu, pengaruh negative pola pikir yang tidak realistis terhadap kenyataan.
Pelecehan kekerasan Bullying dalam jaringan, Ketergantungan pada validasi eksternal, ketidakseimbangan kehidupan sosial, ketidakpedulian terhadap privasi dan keterbatasan kreativitas pada sebenarnya.
Hal ini juga didukung dari data penelitian Indah Kemala Dewi Baru yang berjudul “TikTok dan kesenangan seksual kaum Perempuan” pada tahun 2021 menunjukkan hasil bahwa menunjukkan bahwa perempuan sebagai subjek, aktif dalam berimajinasi.
Namun, meskipun dominasi kaum laki-laki, imajinasi seksual ini tetap ada. Dalam hal ini juga disertakan dengan bukti penelitian lain yang menunjukkan bahwa penggunaan TikTok berdampak negatif pada tingkat moral remaja.
Bahkan banyak beberapa kasus kekerasan seksual akibat penggunaan TikTok, dimana kasus nyata terbaru terjadi pada tanggal 25 Maret 2025 dimana terjadi Kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng).
Salah satu korban anak warga Solo Jawa Tengah mendapatkan kekerasan Seksual setelah berkenalan dengan seorang Pria di TikTok kemudian berlanjut ke WhatsApp. Kemudian pacaran, pelaku mengajak melakukan persetubuhan dengan bujuk rayuan sehingga terjadilah kasus Pemerkosaan tersebut.
Kasus ini sejatinya merupakan salah satu kasus yang terungkap, dimana disisi lain banyak kasus yang mungkin belum terungkap karena faktor korban merasa malu akan hal kejadi memalukan tersebut.
Hal ini apabila dibiarkan maka akan mengakibatkan dampak negative pada Remaja, terutama yang paling banyak dirugikan adalah pada Remaja putri.
Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan dampak negative pada aplikasi TikTok bagi Remaja perlu dilakukan implementasi Peran orang tua maupun orang dewasa lainnya sangat penting dalam pengawasan terhadap penggunaan aplikasi telepon pintar.
Para orang tua harus menanamkan pada anak mengenai pentingnya pemahaman literasi digital. Misalnya, terkait dengan pembatasan penggunaan aplikasi, pencegahan kecanduan bermain gawai, efek positif dan negatif penggunaan media sosial, dan sebagainya.
Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, masyarakat diharapkan menjadi lebih selektif dalam memilih aplikasi yang mereka gunakan. Orang dewasa, terutama orang tua, harus selalu mengawasi penggunaan berbagai aplikasi oleh anak-anak agar efek negatifnya dapat dikurangi.
Kemudian hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak negative TikTok bisa dilakukan seperti mengatur privasi pada akun, aktifkan mode terbatas, tetapkan batas waktu, hubungkan akun dengan orang tua dan hindari melakukan atau melihat joget seronok dalam aplikasi TikTok.
Pengurangan durasi penggunaan TikTok dirasa lebih efektif untuk menurunkan durasi dari kecanduan media sosial tersebut pada Remaja dan anak. []
Penulis adalah Dosen Prodi PGSD Unisri Surakarta